Link And Match Dunia Industri Jadi Modal Utama Pendidikan Vokasi

Link and match dunia usaha dunia industri akan menjadi modal utama pendidikan vokasi ke depan. Demikian Wikan Sakarinto,Dirjen Vokasi (Diksi) Kemdikbud di Jakarta ,Senin (21/12 2020).

Wikan menjelaskan apresiasi Pendidikan Vokasi Kepada Dunia Usaha dan Dunia Industri Indonesia Vocational Outlook 2020 secara daring. Ada ratusan SMK , yang dapat dijadikan panutan link and match atau perkawinan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan industri (DUDI). Ujar Wikan.

Pihaknya ingin pengembangan CoE dilingkup SMK terus dilanjutkan pada 2021 mendatang. Dalam pengembangan SMK, kata Wikan, Kemendikbud juga telah melakukan pelatihan kepada kepala sekolah. Ia menyebut setidaknya 800 kepala sekolah SMK telah mendapat pelatihan tersebut.

“800 kepala SMK kita training, kita tingkatkan kapabilitas leadershipnya. Kemudian peningkatan kemampuan dari 160 guru kejuruan, dan sudah memberikan sertifikasi kompetensi kepada 62 ribu siswa SMK kita,” lanjutnya.

Menurut Wikan, berbagai upaya itu akan memajukan pendidikan vokasi ke depan. Selain pengembangan dan pelatihan, link and match juga tak bisa ditinggalkan

“Karena memang intinya itu link and match dunia usaha dunia industri akan menjadi modal utama pendidikan vokasi ke depan. Kita mulai matchnya dari pendidikan yang diinginkan dunia usaha dan industri, dan akhirnya kita bersama-sama maju ke depan mendidik anak-anak,” ungkap Wikan.

Kolaborasi antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri menjadi praktik dari pusat layanan unggulan atau Center of Excellence (CoE). Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan 476 SMK di Indonesia telah mampu menjadi CoE.

“Di 2020 ini kita telah mengembangkan total 476 SMK di 34 provinsi menjadi Center of Excellence,” ujar Wikan

https ://www.krjogja.com/peristiwa/nasional/link-and-match-dunia-industri-jadi-modal-utama-pendidikan-vokasi/